• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Alibaba Akhirnya Bangkit Usai Ditinggal Jack Ma

img

Srutub.com Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Pada Saat Ini saya ingin menjelaskan bagaimana Bisnis, Ekonomi, Tiongkok berpengaruh. Catatan Informatif Tentang Bisnis, Ekonomi, Tiongkok Alibaba Akhirnya Bangkit Usai Ditinggal Jack Ma Tetap fokus dan ikuti pembahasan sampe selesai.

Kebangkitan Alibaba Pasca Jack Ma: Laba Melejit, Penjualan Tersendat

Setelah kepergian pendiri karismatiknya, Jack Ma, Alibaba, raksasa e-commerce asal Tiongkok, akhirnya menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Laporan kinerja kuartal ketiga (Q3) 2024 mereka menunjukkan lonjakan laba yang melampaui ekspektasi pasar. Namun, di tengah lesunya ekonomi China yang berdampak pada daya beli konsumen, penjualan mereka justru mengalami penurunan. Bagaimana kisah selengkapnya? Mari kita simak.

Pada kuartal yang berakhir 30 September 2024, laba bersih Alibaba meroket 58% year-on-year (YoY) menjadi 43,9 miliar yuan (setara Rp 96 triliun). Angka fantastis ini jauh melampaui prediksi LSEG yang hanya sebesar 25,83 miliar yuan. Lonjakan laba ini, menurut Alibaba, terutama didorong oleh perubahan mark-to-market dari investasi ekuitas, penurunan nilai investasi, dan peningkatan pendapatan dari operasional. Keberhasilan ini menjadi angin segar bagi perusahaan setelah melewati masa transisi pasca Jack Ma.

Di sisi lain, pendapatan Alibaba mencapai 236,5 miliar yuan, naik 5% dibandingkan tahun lalu. Meskipun menunjukkan pertumbuhan, angka ini masih di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan 238,9 miliar yuan. Kondisi ekonomi Tiongkok yang kurang kondusif menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan penjualan. Meskipun demikian, saham Alibaba yang terdaftar di Bursa Efek New York tetap menunjukkan performa positif dengan kenaikan lebih dari 13% sepanjang tahun ini.

Sentimen Penjualan di Tengah Lesunya Ekonomi

Para investor terus memantau kinerja dua unit bisnis utama Alibaba, Taobao dan Tmall Group. Pada kuartal September, keduanya melaporkan kenaikan pendapatan tahunan sebesar 1% menjadi 98,99 miliar yuan. Hasil ini mencerminkan tantangan yang dihadapi bisnis perdagangan di China, di mana pasar ritel sedang lesu. Pertumbuhan yang tipis ini menunjukkan betapa sulitnya kondisi pasar saat ini.

Di tengah perlambatan ekonomi, pemerintah Tiongkok telah meluncurkan serangkaian stimulus, termasuk paket senilai 1,4 triliun yuan selama lima tahun yang diumumkan pada minggu lalu. Langkah ini diharapkan dapat menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan mengatasi kemerosotan pasar properti yang berkepanjangan. Dampak stimulus ini terhadap sektor ritel terlihat cukup menjanjikan, dengan penjualan ritel di bulan Oktober meningkat 4,8% YoY, melampaui ekspektasi. Kita patut menunggu apakah stimulus ini akan berdampak positif bagi Alibaba di kuartal mendatang.

Berbeda dengan pasar domestik, bisnis belanja online luar negeri Alibaba, seperti Lazada dan Aliexpress, justru menunjukkan kinerja yang gemilang. Keduanya mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 29% YoY menjadi 31,67 miliar yuan. Ekspansi ke pasar internasional ini menjadi salah satu strategi Alibaba untuk mengurangi ketergantungan pada pasar domestik dan menjaga momentum pertumbuhan.

Pertumbuhan Bisnis Cloud Alibaba

Cloud Intelligence Group, divisi cloud computing Alibaba, juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada kuartal September, divisi ini melaporkan pertumbuhan penjualan YoY sebesar 7% menjadi 29,6 miliar yuan, meningkat dibandingkan kenaikan tahunan sebesar 6% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari produk cloud publik yang tumbuh dua digit dan produk terkait kecerdasan buatan (AI) yang bahkan tumbuh tiga digit. CEO Alibaba, Eddie Wu, menyatakan keyakinannya pada bisnis inti perusahaan dan komitmen untuk terus berinvestasi dalam mendukung pertumbuhan jangka panjang. Fokus pada pengembangan teknologi cloud dan AI menjadi strategi penting Alibaba di masa depan.

Meskipun penjualan Alibaba di pasar domestik masih tertekan oleh lesunya ekonomi China, kinerja laba yang melampaui ekspektasi dan pertumbuhan bisnis cloud serta ekspansi internasional memberikan secercah harapan. Langkah-langkah stimulus dari pemerintah Tiongkok juga berpotensi memberikan dampak positif bagi kinerja Alibaba di masa mendatang. Dengan fokus pada inovasi dan ekspansi, Alibaba tampaknya siap menghadapi tantangan dan melanjutkan pertumbuhannya di era pasca Jack Ma.

Kesimpulan: Optimisme di Tengah Tantangan

Perjalanan Alibaba pasca Jack Ma memang tidak mudah. Lesunya ekonomi China menjadi tantangan yang harus dihadapi. Namun, kinerja laba yang melampaui ekspektasi, pertumbuhan bisnis cloud yang pesat, dan ekspansi ke pasar internasional menunjukkan bahwa Alibaba masih memiliki potensi yang besar. Stimulus ekonomi dari pemerintah Tiongkok juga memberikan harapan akan pemulihan pasar di masa mendatang. Dengan inovasi dan strategi yang tepat, Alibaba optimis dapat melewati masa sulit ini dan kembali meraih kejayaannya. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dari raksasa e-commerce ini.

Terima kasih telah mengikuti pembahasan alibaba akhirnya bangkit usai ditinggal jack ma dalam bisnis, ekonomi, tiongkok ini Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tetap optimis menghadapi perubahan dan jaga kebugaran otot. Jangan lupa untuk membagikan kepada sahabatmu. lihat juga konten lainnya. Sampai berjumpa.

© Copyright 2024 - SRUTUB
Added Successfully

Type above and press Enter to search.