• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

BCA tegaskan tidak ada kebocoran data pada kasus penipuan nasabah

img

Srutub.com Assalamualaikum semoga hidupmu penuh canda tawa. Pada Postingan Ini mari kita eksplorasi Financial Crime, Cybersecurity, Banking yang sedang viral. Konten Yang Mendalami Financial Crime, Cybersecurity, Banking BCA tegaskan tidak ada kebocoran data pada kasus penipuan nasabah Simak baik-baik setiap detailnya sampai beres.

Klaim BCA: Tidak Ada Kebocoran Data, Waspada Social Engineering

Belakangan ini, marak beredar video di media sosial yang memperlihatkan seorang nasabah menjadi korban penipuan transfer melalui Virtual Account. Menanggapi hal ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada kebocoran data dari sistem mereka yang dapat dimanfaatkan untuk kejahatan siber. "Kami pastikan tidak ada kebocoran data dari sistem BCA," tegas Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA. BCA juga menyampaikan simpati kepada nasabah yang diduga menjadi korban penipuan tersebut. Menurut Hera, kasus ini merupakan contoh kejahatan social engineering, di mana nasabah tertipu untuk menghubungi nomor call center palsu sebuah maskapai penerbangan dan diarahkan ke laman phishing. Laman phishing ini dirancang untuk mencuri data pribadi nasabah. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap berbagai modus penipuan online.

Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab, BCA senantiasa mengimbau dan mengedukasi nasabahnya untuk selalu berhati-hati terhadap berbagai modus penipuan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satu modus yang kerap digunakan adalah social engineering. Dalam modus ini, penipu memanipulasi psikologis korban melalui berbagai cara, seperti panggilan telepon, pesan teks, atau email, untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi atau melakukan tindakan yang merugikan. Informasi yang biasanya diincar oleh penipu antara lain data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti nomor kartu ATM, PIN, OTP, ID internet banking, dan password. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya dengan informasi atau permintaan yang mencurigakan, terutama yang berkaitan dengan data pribadi kita.

Social Engineering: Modus Penipuan yang Meresahkan

Pakar Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan, menjelaskan bahwa social engineering merupakan teknik manipulasi psikologis yang kerap digunakan dalam kejahatan siber. Pelaku kejahatan siber menggunakan teknik ini untuk mengelabui korban agar memberikan informasi sensitif, akses, atau melakukan tindakan tertentu yang menguntungkan penipu. "Upaya untuk mengulik informasi, yang kemudian digunakan untuk masuk ke sistem keamanan. Entah rekening perbankan, akun media sosial, atau sistem di ponsel kita," jelas Firman. Para pelaku memanfaatkan kepercayaan, ketidaktahuan, atau rasa urgensi calon korban untuk mengecoh mereka agar mengungkapkan data pribadi, kata sandi, atau melakukan transaksi yang merugikan. Pertanyaan-pertanyaan seputar Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, hingga nama ibu kandung sebelum menikah seringkali digunakan sebagai kombinasi untuk keamanan pada sistem perbankan dan menjadi target empuk para pelaku social engineering.

Lebih lanjut, Firman juga menjelaskan bagaimana pelaku social engineering melancarkan aksinya. Mereka biasanya berpura-pura menjadi pihak berwenang, seperti petugas bank atau polisi, untuk mendapatkan kepercayaan korban. Tak jarang, mereka juga menggunakan skenario darurat atau iming-iming hadiah untuk mendesak korban agar segera memberikan informasi yang diminta. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan tidak mudah terpancing dengan tawaran atau permintaan yang mencurigakan. Jika ragu, segera hubungi pihak berwenang atau lembaga terkait untuk memverifikasi informasi tersebut.

Tips Menghindari Penipuan Social Engineering

BCA mengimbau nasabahnya untuk segera menghubungi kantor cabang setempat atau melalui HaloBCA jika mendapatkan kontak, surat, link, atau informasi yang mencurigakan. Selain itu, nasabah juga diimbau untuk tidak pernah membagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia kepada siapapun, termasuk nomor kartu ATM, PIN, OTP, ID internet banking, password, dan lain-lain. Mengubah PIN dan password secara berkala juga merupakan langkah penting untuk meningkatkan keamanan data pribadi. BCA juga telah menghubungi nasabah yang menjadi korban dan membantu koordinasi antara nasabah dengan entitas bisnis terkait sebagai pihak penerima dana. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen BCA dalam melindungi nasabahnya dari kejahatan siber.

Sebagai langkah antisipasi, penting bagi kita untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi, terutama di dunia digital. Jangan pernah sembarangan mengklik tautan yang mencurigakan atau memberikan informasi pribadi kepada pihak yang tidak dikenal. Pastikan untuk selalu memverifikasi identitas pihak yang menghubungi kita, terutama jika mereka meminta informasi sensitif. Ingat, keamanan data pribadi adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan kita tentang modus penipuan social engineering, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari kejahatan siber.

Kesimpulan: Keamanan Data Pribadi adalah Tanggung Jawab Bersama

Kasus penipuan yang menimpa nasabah BCA menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi. Social engineering merupakan ancaman nyata yang dapat merugikan siapa saja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam berinteraksi di dunia digital. Jangan mudah tergiur dengan tawaran yang terlalu menggiurkan atau terpancing dengan permintaan yang mencurigakan. Selalu verifikasi informasi yang diterima dan jangan ragu untuk menghubungi pihak berwenang jika merasa ragu. Keamanan data pribadi adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan kita tentang modus penipuan, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari kejahatan siber. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Itulah rangkuman menyeluruh seputar bca tegaskan tidak ada kebocoran data pada kasus penipuan nasabah yang saya paparkan dalam financial crime, cybersecurity, banking Jangan ragu untuk mendalami topik ini lebih lanjut terus belajar hal baru dan jaga imunitas. Bantu sebarkan pesan ini dengan membagikannya. lihat juga konten lainnya. Sampai berjumpa.

© Copyright 2024 - SRUTUB
Added Successfully

Type above and press Enter to search.