Banyak yang Takut, Ramal Trump Menang Tanda Malapetaka Umat Manusia

Srutub.com Selamat beraktivitas semoga penuh keberhasilan., Di Artikel Ini mari kita kupas tuntas sejarah Politik, Prediksi, Ramalan. Catatan Informatif Tentang Politik, Prediksi, Ramalan Banyak yang Takut Ramal Trump Menang Tanda Malapetaka Umat Manusia Pastikan Anda mengikuti pembahasan sampai akhir.

1.
Kebijakan Trump dan Masa Depan Perjanjian Iklim Paris
2.
Pengaruh Kebijakan Trump terhadap China dan Negara Lain

Kekhawatiran Dunia: Dampak Kemenangan Trump terhadap Perubahan Iklim

Kabar terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat telah menimbulkan gelombang kekhawatiran, terutama di kalangan ilmuwan iklim. Sikap Trump yang kerap meremehkan isu perubahan iklim dianggap sebagai ancaman serius bagi masa depan Bumi dan umat manusia. Bagaimana tidak, Trump pernah secara terbuka menyebut perubahan iklim sebagai hoax, sebuah penipuan besar-besaran. Pernyataan ini tentu saja bertolak belakang dengan konsensus ilmiah yang telah dibangun selama bertahun-tahun, yang menunjukkan bahwa perubahan iklim adalah nyata dan disebabkan oleh aktivitas manusia.

Lebih lanjut, Trump berencana untuk menghapus anggaran untuk energi bersih dan menghentikan insentif bagi warga Amerika yang menggunakan mobil listrik. Rencana ini akan diterapkan selama empat tahun masa jabatannya, periode yang dianggap krusial oleh para ilmuwan untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam rentang waktu tersebut, dunia, termasuk Amerika Serikat, harus mengurangi polusi penyebab pemanasan global hingga setengahnya. Jika tidak, kerusakan iklim yang lebih parah dan bencana alam yang lebih dahsyat akan sulit dihindari. Kenapa Trump mengambil langkah yang berlawanan dengan kebutuhan global ini? Jawabannya mungkin terletak pada prioritas kebijakannya yang lebih berfokus pada pertumbuhan ekonomi berbasis industri konvensional.

Kebijakan Trump dan Masa Depan Perjanjian Iklim Paris

Salah satu kekhawatiran terbesar adalah kemungkinan Amerika Serikat kembali keluar dari Perjanjian Iklim Paris di bawah kepemimpinan Trump. Perjanjian ini merupakan kesepakatan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan suhu global. Keluarnya AS dari perjanjian ini akan menjadi pukulan telak bagi upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Bagaimana dampaknya terhadap negara lain? Tentu saja, hal ini dapat melemahkan komitmen negara-negara lain dan mengurangi tekanan pada penghasil emisi besar seperti China untuk ikut serta dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Kapan tepatnya AS akan keluar dari perjanjian ini masih belum pasti, namun kemungkinan besar akan terjadi di awal masa jabatan kedua Trump.

Saat ini, negara-negara penghasil emisi utama, termasuk AS, masih jauh dari target pengurangan emisi yang diperlukan untuk mencegah kenaikan suhu global di atas 1,5 derajat Celcius. Dengan pemanasan global yang telah mencapai lebih dari 1 derajat Celcius, dunia sudah merasakan dampaknya, mulai dari gelombang panas ekstrem, kebakaran hutan yang meluas, badai yang semakin dahsyat, hingga kepunahan satwa liar. Siapa yang paling bertanggung jawab atas situasi ini? Meskipun sulit untuk menunjuk satu pihak saja, negara-negara maju dengan tingkat emisi tinggi memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk mengambil tindakan nyata.

Michael Mann, seorang ilmuwan iklim di Universitas Pennsylvania, menekankan pentingnya menghentikan penggunaan bahan bakar fosil sesegera mungkin. Namun, ia pesimis hal ini dapat terwujud jika Trump kembali memimpin AS. Bagaimana caranya mendorong transisi energi bersih di tengah kebijakan yang tidak mendukung? Ini menjadi tantangan besar bagi para aktivis lingkungan dan pihak-pihak yang peduli terhadap isu perubahan iklim.

Pengaruh Kebijakan Trump terhadap China dan Negara Lain

Analis memperkirakan bahwa kebijakan Trump dapat melemahkan pengaruh AS dalam perundingan iklim PBB dan membatasi tindakan negara itu sendiri dalam mengatasi perubahan iklim. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi tekanan pada negara-negara penghasil gas rumah kaca besar lainnya, seperti China, untuk mengajukan rencana iklim yang ambisius kepada PBB. Di mana letak pengaruh AS yang melemah tersebut? Salah satunya adalah dalam hal diplomasi iklim dan kemampuan untuk mendorong negara lain untuk berkomitmen pada pengurangan emisi.

Meskipun demikian, karena semua negara diharapkan untuk menyerahkan rencana iklim terbaru mereka tahun depan, sebelum AS di bawah kepemimpinan Trump, Washington tetap diharapkan untuk melakukannya. Apa isi dari rencana tersebut? Masih belum jelas, namun mengingat sikap Trump terhadap perubahan iklim, kemungkinan besar rencana tersebut tidak akan se-ambisius yang diharapkan. Kenapa AS masih diharapkan untuk menyerahkan rencana tersebut? Karena sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di dunia, kontribusi AS dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim tetaplah penting.

Kesimpulan: Tantangan Besar di Masa Depan

Kemenangan Trump membawa tantangan besar bagi upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Kebijakannya yang tidak mendukung aksi iklim dapat memperburuk situasi dan mengancam masa depan Bumi. Diperlukan upaya keras dari semua pihak, termasuk pemerintah, ilmuwan, aktivis, dan masyarakat umum, untuk mendorong tindakan nyata dalam menghadapi krisis iklim ini. Bagaimana kita bisa memastikan masa depan yang berkelanjutan? Dengan terus menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan, mendukung kebijakan yang ramah lingkungan, dan mengadopsi gaya hidup yang berkelanjutan. Masa depan Bumi ada di tangan kita.