CEO Intel Dipaksa Mundur, Ini Alasan Raksasa Chip AS Hancur Lebur
Srutub.com Assalamualaikum semoga selalu dalam kasih sayang-Nya. Hari Ini mari kita teliti Bisnis, Teknologi, Berita Perusahaan yang banyak dibicarakan orang. Informasi Praktis Mengenai Bisnis, Teknologi, Berita Perusahaan CEO Intel Dipaksa Mundur Ini Alasan Raksasa Chip AS Hancur Lebur Ikuti selalu pembahasannya sampai bagian akhir.
Kejatuhan Intel: Sebuah Kisah Ambisi yang Tak Tercapai
Dalam dunia teknologi yang bergerak cepat, perusahaan harus beradaptasi atau mati. Kisah Intel, raksasa chip komputer yang pernah berjaya, menjadi contoh nyata akan hal ini. Pat Gelsinger, CEO Intel, dipaksa mundur setelah kurang dari 4 tahun memimpin. Mengapa? Karena ambisinya untuk memulihkan kinerja Intel tak kunjung membuahkan hasil. Dewan komisaris merasa rencana Gelsinger terlalu lambat dan tidak efektif, mengingat persaingan sengit di industri semikonduktor. Bagaimana bisa perusahaan yang pernah mendominasi pasar, kini tertinggal begitu jauh?
Gelsinger datang ke Intel dengan visi besar: mengembalikan Intel ke puncak sebagai produsen chip tercepat dan terkecil di dunia. Sebuah rencana 4 tahun disusun, namun kenyataannya jauh lebih pahit. Intel, yang dulu menjadi pionir, kini tertinggal dari pesaingnya, terutama TSMC, produsen chip asal Taiwan. Ironisnya, TSMC juga memproduksi chip untuk Nvidia, rival utama Intel. Akibatnya, kapitalisasi pasar Intel menyusut drastis, sementara Nvidia, yang mendominasi era AI, memiliki kapitalisasi pasar 30 kali lipat lebih besar. Bayangkan, sebuah perusahaan yang dulu menjadi panutan, kini harus berjuang mati-matian hanya untuk bertahan.
PHK, Subsidi, dan Ancaman Akuisisi: Perjuangan Intel untuk Bertahan
Dalam setahun terakhir, Intel melakukan berbagai upaya putus asa untuk mempertahankan bisnisnya. PHK massal ribuan karyawan menjadi langkah awal yang menyakitkan. Intel juga meminta subsidi kepada pemerintah Amerika Serikat, sebuah tindakan yang menunjukkan betapa sulitnya kondisi perusahaan. Bahkan, sempat beredar kabar bahwa Intel akan diakuisisi oleh Qualcomm, saingannya. Kabar ini menjadi sorotan media dan investor di Wall Street Journal, mengingat besarnya valuasi Intel yang mencapai US$90 miliar. Jika terealisasi, akuisisi ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah industri teknologi, melampaui akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft. Namun, Qualcomm akhirnya mengurungkan niatnya. Intel juga melobi pemerintah AS untuk membujuk perusahaan seperti Apple dan Nvidia agar beralih memesan chip ke Intel, bukan TSMC. Upaya ini menunjukkan betapa besar ketergantungan perusahaan-perusahaan AS pada TSMC, dan betapa sulitnya bagi Intel untuk bersaing.
Lalu, apa sebenarnya akar permasalahan Intel? Mengapa mereka tertinggal dari Qualcomm, Broadcom, Texas Instruments, dan AMD? Jawabannya terletak pada bisnis manufaktur chip, atau yang disebut foundry. Intel mendirikan unit foundry bernama IFS sebagai bagian dari upaya AS untuk mengembalikan industri teknologi tinggi ke dalam negeri. Sebelumnya, Intel fokus pada pengembangan, desain, dan pemasaran chip. Keputusan untuk memproduksi chip sendiri merupakan langkah strategis, mengingat dominasi TSMC di pasar global. Dominasi TSMC dimulai sejak krisis finansial 2008-2009, ketika pendiri TSMC berani berinvestasi besar-besaran sementara perusahaan lain melakukan penghematan. Hasilnya, TSMC menjadi produsen chip bagi hampir semua merek, mulai dari Intel dan Qualcomm hingga Apple.
Ketergantungan pada TSMC dan Kegagalan Berinovasi
Pemerintah AS menyadari bahaya ketergantungan pada TSMC. Dengan dukungan pemerintah, Intel membangun tiga fasilitas foundry di AS dan tiga di luar negeri, ditambah fasilitas pengujian dan perakitan di Asia dan Amerika Latin. Namun, ambisi ini terhambat oleh beberapa faktor. Intel terlambat berinvestasi dalam mesin ultraviolet yang krusial untuk produksi chip canggih. Akibatnya, sekitar 30% pesanan chip Intel tetap diproduksi oleh TSMC, termasuk Core Ultra, chip yang dirancang untuk mendukung teknologi AI di PC. Ironisnya, Intel harus membayar lebih kepada TSMC untuk mempercepat produksi Core Ultra agar tidak tertinggal dalam persaingan AI. Sementara itu, Qualcomm, yang sebelumnya fokus pada smartphone dan tablet, mulai merambah bisnis PC, semakin mempersempit pasar Intel.
Subsidi pemerintah sebesar US$8,5 miliar tidak cukup untuk menutupi kerugian Intel. Permasalahan yang lebih mendasar adalah kemampuan riset dan pengembangan Intel yang tertinggal. Janji Gelsinger untuk menghasilkan chip dengan 5 nodes dalam 4 tahun belum terwujud. Di sisi lain, Nvidia berhasil memanfaatkan momentum AI berkat GPU-nya yang awalnya dirancang untuk video game. Nvidia telah mengembangkan teknologi GPU sejak 2018, jauh sebelum ChatGPT populer. Meskipun Intel berusaha mengejar ketertinggalan, para produsen perangkat pintar sudah beralih ke solusi lain. Apple, yang dulu merupakan pelanggan setia Intel, kini memproduksi chip sendiri. Kisah Intel menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya inovasi dan adaptasi di dunia teknologi yang terus berkembang.
Kesimpulan: Pelajaran dari Kejatuhan Intel
Kejatuhan Intel dari tahta produsen chip terkemuka dunia menjadi kisah peringatan bagi perusahaan teknologi lainnya. Kegagalan beradaptasi dengan perubahan pasar, lambatnya inovasi, dan ketergantungan pada pesaing menjadi faktor utama yang menyebabkan kemunduran Intel. Keputusan Gelsinger untuk berinvestasi besar-besaran dalam foundry memang ambisius, namun terlambat dan tidak diimbangi dengan strategi yang tepat. Sementara Intel berjuang mengejar ketertinggalan, pesaing seperti TSMC dan Nvidia telah melaju jauh di depan, meninggalkan Intel dalam debu persaingan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam dunia teknologi yang dinamis, inovasi dan adaptasi bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Perusahaan yang gagal berinovasi dan beradaptasi akan tergilas oleh roda perubahan, seperti yang dialami oleh Intel.
Begitulah ceo intel dipaksa mundur ini alasan raksasa chip as hancur lebur yang telah saya bahas secara lengkap dalam bisnis, teknologi, berita perusahaan Terima kasih atas kepercayaan Anda pada artikel ini selalu berpikir ke depan dan jaga kesehatan finansial. Ayo ajak orang lain untuk membaca postingan ini. jangan lupa cek artikel lainnya yang menarik. Terima kasih.
✦ Tanya AI