• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Daftar Isu Penting yang Bakal Dibahas di COP29

img

Srutub.com Hai semoga hatimu selalu tenang. Pada Postingan Ini aku mau menjelaskan berbagai manfaat dari Climate Change, Sustainability, Environment. Ringkasan Informasi Seputar Climate Change, Sustainability, Environment Daftar Isu Penting yang Bakal Dibahas di COP29 Pastikan Anda mengikuti pembahasan sampai akhir.

Menyelami Isu Krusial di COP29 Baku: Sebuah Perjuangan Melawan Perubahan Iklim

Konferensi Tingkat Tinggi Conference of the Parties ke-29 (COP29) yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, pada 11-22 November 2024, menjadi sorotan dunia. KTT ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan panggung pertarungan global melawan perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. COP29 mempertemukan para pihak, yaitu negara-negara yang meratifikasi UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim) pada tahun 1992, untuk merumuskan strategi bersama dalam menghadapi ancaman nyata pemanasan global. Tahun 2024 sendiri menjadi saksi bisu rentetan bencana alam, mulai dari gelombang panas ekstrem hingga banjir bandang yang menelan korban jiwa, mengingatkan kita akan urgensi aksi kolektif. Lantas, apa saja isu krusial yang mendominasi perbincangan di COP29 Baku?

Gelombang panas dan badai yang melanda berbagai belahan dunia menjadi alarm bagi kita semua. Banjir dahsyat di Spanyol Timur yang merenggut ratusan nyawa hanyalah salah satu contoh nyata dampak mengerikan perubahan iklim. Para ilmuwan memprediksi bahwa bencana serupa akan semakin sering terjadi akibat emisi bahan bakar fosil yang tak terkendali. Tahun 2024 diproyeksikan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan suhu rata-rata global melonjak 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Kenaikan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tantangan yang lebih besar. COP29 hadir sebagai momentum penting untuk membalikkan keadaan, mencari solusi konkret, dan membangun komitmen global yang lebih kuat.

Rekor Emisi Karbon dan Lambatnya Respons Global

Emisi karbon global terus menanjak, mencapai angka 40,6 miliar ton pada tahun 2023 dan diperkirakan akan memecahkan rekor baru di tahun 2024. Konsentrasi karbon di atmosfer saat ini telah melonjak lebih dari 50 persen dibandingkan masa pra-industri, mendorong kenaikan suhu global menuju ambang batas 1,5 derajat Celsius. Ironisnya, respons dunia terhadap krisis iklim ini masih terlampau lambat. Meskipun COP28 di Dubai menghasilkan kesepakatan untuk "beralih dari bahan bakar fosil", komitmen ini masih jauh dari harapan akan penghapusan total yang disuarakan oleh banyak negara dan aktivis lingkungan. COP29 menjadi ajang untuk menguji keseriusan dunia dalam menerjemahkan komitmen menjadi tindakan nyata.

Kesepakatan di COP28 untuk beralih dari bahan bakar fosil, meskipun terkesan lemah, merupakan langkah awal yang penting. Butuh waktu tiga dekade negosiasi untuk mencapai konsensus global, menunjukkan betapa kompleksnya isu ini. COP29 menjadi momentum untuk memperkuat komitmen tersebut, mendorong transisi energi yang lebih cepat dan ambisius. Tidak hanya beralih, tetapi juga meninggalkan bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan. Bagaimana negara-negara menerjemahkan komitmen ini ke dalam kebijakan dan tindakan nyata akan menjadi sorotan utama.

Peran Amerika Serikat dalam COP29 menjadi sorotan, terutama setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden. Trump, yang pernah menyebut perubahan iklim sebagai "hoaks besar", diperkirakan akan menarik AS keluar dari Perjanjian Paris, sebuah langkah yang berpotensi menghambat upaya global dalam mengatasi krisis iklim. Ketidakhadiran beberapa pemimpin dunia, seperti Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, juga menambah bayang-bayang keraguan atas terobosan yang diharapkan dari COP29.

Era Pendidihan Global dan Pendanaan untuk Negara Berkembang

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menggambarkan situasi saat ini sebagai "era pendidihan global", sebuah peringatan keras akan bahaya yang mengancam planet kita. Ia bahkan menuding perusahaan bahan bakar fosil telah "mencekik leher manusia". Pernyataan Guterres ini bertolak belakang dengan pandangan Trump, menciptakan polarisasi yang berpotensi memperumit negosiasi di COP29. Di sisi lain, isu pendanaan untuk negara berkembang menjadi agenda krusial. Negara-negara berkembang membutuhkan dana tambahan sebesar US$500 miliar hingga US$1 triliun per tahun dari sumber internasional untuk menciptakan sistem energi hijau dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Jumlah ini jauh lebih besar dari komitmen US$100 miliar yang ada saat ini. COP29 harus menghasilkan solusi pendanaan yang konkret dan adil.

Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah pernyataan kontroversial Elnur Soltanov, pejabat senior di tim COP29 Azerbaijan, yang menawarkan "peluang investasi" di perusahaan minyak dan gas negara kepada seorang pria yang menyamar sebagai calon investor. Pernyataan ini menimbulkan kekecewaan di kalangan delegasi COP29 dan menimbulkan pertanyaan tentang komitmen Azerbaijan dalam mengatasi krisis iklim. Kontroversi ini menjadi pengingat akan tantangan dan kompleksitas yang dihadapi dalam upaya global untuk mengurangi emisi dan beralih ke energi terbarukan.

Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

COP29 di Baku menjadi titik krusial dalam perjuangan melawan perubahan iklim. KTT ini bukan hanya tentang negosiasi dan kesepakatan, tetapi juga tentang aksi nyata. Dunia menantikan langkah-langkah konkret dari para pemimpin dunia untuk mengurangi emisi, berinvestasi dalam energi terbarukan, dan membantu negara-negara berkembang beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. COP29 harus menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas global dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan bagi seluruh umat manusia. Pertanyaan besarnya adalah, apakah COP29 mampu menghasilkan terobosan yang dibutuhkan atau hanya menjadi ajang seremonial belaka?

Itulah pembahasan mengenai daftar isu penting yang bakal dibahas di cop29 yang sudah saya paparkan dalam climate change, sustainability, environment Silakan jelajahi sumber lain untuk memperdalam pemahaman Anda selalu berpikir kreatif dalam bekerja dan perhatikan work-life balance. , bagikan kepada teman-temanmu. lihat artikel menarik lainnya di bawah ini.

© Copyright 2024 - SRUTUB
Added Successfully

Type above and press Enter to search.