Konsep Gedung Buatan Mahasiswa ITS Ini Mampu Tahan Guncangan Gempa Magnitudo 5,5
Srutub.com Semoga kamu tetap berbahagia ya, Pada Postingan Ini mari kita ulas Teknologi, Arsitektur, Gempa Bumi, Pendidikan, Mahasiswa, ITS yang sedang populer saat ini. Panduan Artikel Tentang Teknologi, Arsitektur, Gempa Bumi, Pendidikan, Mahasiswa, ITS Konsep Gedung Buatan Mahasiswa ITS Ini Mampu Tahan Guncangan Gempa Magnitudo 55 Yok ikuti terus sampai akhir untuk informasi lengkapnya.
Mahasiswa ITS Raih Juara 3 Kompetisi Model Bangunan Beton Pracetak Tahan Gempa
Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Kali ini, mereka berhasil meraih juara 3 dalam Kontes Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2024 yang diselenggarakan di Universitas Warmadewa, Bali, pada 8 Oktober 2024. Prestasi ini diraih berkat inovasi mereka dalam merancang model bangunan beton pracetak tahan gempa yang diberi nama Eco-Quake. Kompetisi ini menjadi ajang bergengsi bagi para mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan dan kreativitas mereka dalam bidang konstruksi bangunan.
Eco-Quake merupakan sebuah konsep bangunan tahan gempa yang menggabungkan kekuatan struktur dengan prinsip keberlanjutan. Proyek ini digagas oleh Handika Ardhi Nugraha dan Bayu Anggoro Sekti, dua mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS. Keduanya terdorong untuk menciptakan solusi bangunan yang tidak hanya tahan terhadap gempa, tetapi juga ramah lingkungan. Mengingat Indonesia merupakan wilayah rawan gempa, inovasi seperti Eco-Quake sangatlah penting untuk meminimalisir risiko bencana.
Konsep Strong Column Weak Beam dan Uji Ketahanannya
Dalam merancang Eco-Quake, Handika dan Bayu menerapkan konsep strong column weak beam (SCWB). Konsep ini menekankan pada perbandingan kekuatan antara kolom dan balok, di mana kolom dirancang lebih kuat daripada balok. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa saat terjadi gempa, balok akan terlebih dahulu mengalami kerusakan, sementara kolom tetap berdiri kokoh untuk menopang bangunan. Hal ini dapat mencegah keruntuhan total bangunan dan memberikan waktu bagi penghuni untuk menyelamatkan diri.
Purwarupa bangunan yang mereka kembangkan memiliki dimensi kolom 15 x 15 milimeter dan balok 12 x 8 milimeter. Model ini telah diuji coba dengan simulasi gempa berkekuatan magnitudo 5,5 selama 1 menit. Hasilnya sangat menggembirakan, purwarupa tersebut mampu bertahan dengan simpangan atau pergeseran hanya 2,011 milimeter dan beberapa kerusakan minor. Ini membuktikan bahwa konsep SCWB yang diterapkan efektif dalam menahan guncangan gempa.
Selain kekuatan struktur, tim Asura juga mempertimbangkan faktor lingkungan di sekitar bangunan. Jenis tanah dan risiko seismik menjadi pertimbangan penting dalam menentukan stabilitas bangunan saat terjadi gempa. Dengan menganalisis faktor-faktor tersebut, bangunan diharapkan dapat memberikan perlindungan optimal bagi penghuninya. “Dengan mempertimbangkan faktor tersebut, bangunan diharapkan dapat menahan guncangan secara optimal,” kata Handika, dilansir dari laman berita kampus ITS, Selasa, 29 Oktober 2024.
Inovasi Semen Self Compacting Concrete (SCC)
Keberlanjutan menjadi salah satu fokus utama dalam proyek Eco-Quake. Untuk itu, Handika dan Bayu menggunakan inovasi semen self compacting concrete (SCC). Semen ini berbeda dengan semen konvensional karena terbuat dari bahan-bahan alternatif seperti cangkang telur dan serbuk granit. Penggunaan bahan-bahan alternatif ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah dari segi keberlanjutan.
SCC memiliki keunggulan dalam hal efisiensi. Semen ini mampu memadat sendiri dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan beton biasa, sehingga dapat mempercepat proses konstruksi. Selain itu, penggunaan SCC juga dapat mengurangi penggunaan air dalam proses pengadukan beton, yang berkontribusi pada penghematan sumber daya air. “Semen ini juga memiliki tingkat efisiensi yang tinggi karena mampu memadat sendiri dalam waktu yang lebih cepat dari beton biasa,” tutur Handika.
Keberhasilan tim mahasiswa ITS ini dalam meraih juara 3 KBGI 2024 merupakan bukti nyata dari kemampuan dan inovasi mereka dalam bidang konstruksi bangunan. Eco-Quake menjadi contoh inspiratif bagaimana menggabungkan kekuatan struktur, keberlanjutan, dan efisiensi dalam satu konsep bangunan tahan gempa. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan industri konstruksi di Indonesia, khususnya dalam menciptakan bangunan yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Kesimpulan
Inovasi Eco-Quake yang dikembangkan oleh mahasiswa ITS merupakan langkah maju dalam menciptakan bangunan tahan gempa yang berkelanjutan. Penerapan konsep strong column weak beam (SCWB) dan penggunaan semen self compacting concrete (SCC) menunjukkan komitmen mereka terhadap keamanan dan keberlanjutan. Prestasi mereka dalam meraih juara 3 KBGI 2024 menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Semoga inovasi ini dapat diterapkan secara luas dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi. Dengan bangunan yang lebih tahan gempa dan ramah lingkungan, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Sekian uraian detail mengenai konsep gedung buatan mahasiswa its ini mampu tahan guncangan gempa magnitudo 55 yang saya paparkan melalui teknologi, arsitektur, gempa bumi, pendidikan, mahasiswa, its Terima kasih atas kepercayaan Anda pada artikel ini cari inspirasi positif dan jaga kebugaran. Bagikan kepada yang perlu tahu tentang ini. lihat artikel lain di bawah ini.
✦ Tanya AI