Orang Terkaya China Blak-blakan Ungkap Bahaya Toko Online

Srutub.com Dengan izin Allah semoga kita semua sedang diberkahi segalanya. Di Tulisan Ini saya akan mengulas fakta-fakta seputar Bisnis, Ekonomi, China. Catatan Informatif Tentang Bisnis, Ekonomi, China Orang Terkaya China Blakblakan Ungkap Bahaya Toko Online Mari kita bahas selengkapnya hingga paragraf terakhir.

1.
Perang Harga dan Dampaknya pada Industri Lokal
2.
Polemik Temu di Indonesia dan Ancaman bagi UMKM

Persaingan Sengit E-commerce: Kritik Tajam Zhong Shanshan terhadap Model Bisnis Temu

Dunia perdagangan daring semakin ramai dengan kehadiran berbagai platform e-commerce. China, sebagai salah satu negara yang menjadi pusat perkembangan e-commerce, telah melahirkan raksasa seperti Alibaba dan yang terbaru, Temu dari Pinduoduo Holdings. Kehadiran Temu dengan strategi harga super murahnya telah mengguncang industri global. Strategi ini, yang menghubungkan produsen langsung dengan konsumen, menuai kritik tajam dari orang terkaya di China, Zhong Shanshan, pendiri perusahaan minuman Nongfu Springs. Kekayaan Zhong yang mencapai US$51,7 miliar atau setara dengan Rp822 triliun, membuatnya menjadi sosok berpengaruh di dunia bisnis China.

Dalam kunjungannya ke wilayah China timur, Zhong Shanshan mengungkapkan keprihatinannya terhadap model bisnis Temu yang dianggapnya memicu perang harga yang merugikan berbagai perusahaan dan industri, terutama di tengah kondisi ekonomi China yang sedang melemah. Lebih lanjut, Zhong juga mengkritik pemerintah China yang dinilainya “lalai” dalam menangani tren harga rendah yang disebabkan oleh platform seperti Temu. Kritik terbuka terhadap pemerintah seperti ini merupakan hal yang tidak biasa dilakukan oleh pebisnis di China, dan mereka yang melakukannya seringkali menghadapi konsekuensi. Zhong, dengan berani, mempertanyakan peran pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasar dan melindungi industri lokal dari praktik bisnis yang berpotensi merusak.

Perang Harga dan Dampaknya pada Industri Lokal

Zhong Shanshan secara khusus menyoroti Pinduoduo dan sistem penetapan harganya yang dianggapnya telah merugikan merek-merek China dan industrinya. Pernyataan ini dimuat dalam media milik pemerintah China, The Paper. Pertumbuhan pesat Pinduoduo dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar didorong oleh harga kompetitif yang ditawarkannya. Namun, Zhong berpendapat bahwa harga yang terlalu rendah dapat merusak struktur pasar dan mengancam keberlanjutan bisnis lain. Ia mempertanyakan orientasi industri yang semata-mata berfokus pada harga, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

Kritik Zhong Shanshan tidak hanya ditujukan kepada perusahaan, tetapi juga kepada pemerintah yang dianggapnya tidak bertindak cukup untuk menghentikan tren perang harga ini. Dalam sebuah transkrip yang diterbitkan oleh Sina Technology dan beberapa video yang dibagikan oleh situs berita, Zhong menyatakan kekecewaannya terhadap pemerintah yang dinilainya lalai dalam menjalankan tugasnya. Ia menekankan pentingnya intervensi pemerintah untuk menjaga keseimbangan pasar dan melindungi industri lokal dari praktik bisnis yang tidak sehat. Pernyataan ini, yang dikutip oleh CNN pada Kamis (28/11/2024), menunjukkan betapa seriusnya kekhawatiran Zhong terhadap dampak model bisnis Temu.

Meskipun Pinduoduo, perusahaan induk Temu, baru berusia delapan tahun, perusahaan ini telah berhasil memanfaatkan perubahan pola konsumsi di China, ekonomi terbesar kedua di dunia. Namun, kesuksesan ini dipertanyakan oleh Zhong yang melihat potensi bahaya di balik strategi harga murah yang agresif. Pernyataan Zhong muncul di tengah tahun yang sulit baginya. Di awal tahun, ia menghadapi serangan dari kelompok nasionalis yang menuduhnya tidak patriotis. Kampanye ini berdampak pada harga saham perusahaan minumannya dan juga penjualannya. Meskipun demikian, Zhong tetap teguh pada pendiriannya dan berani menyuarakan kritiknya terhadap praktik bisnis yang dianggapnya merugikan.

Polemik Temu di Indonesia dan Ancaman bagi UMKM

Di Indonesia, Temu dilarang beroperasi. Platform ini bahkan disebut sebagai “pembunuh UMKM lokal” dan telah menuai kontroversi sejak beberapa kali mencoba mendaftar di Indonesia, namun selalu ditolak. Konsep Temu yang menjual barang langsung dari pabrik ke konsumen memungkinkan harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan platform e-commerce lain. Hal inilah yang memicu kekhawatiran akan persaingan tidak sehat dan ancaman bagi UMKM lokal. Pada September lalu, Temu kembali mencoba mendaftarkan bisnisnya di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), tetapi pemerintah Indonesia dengan tegas memblokirnya. Penolakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi UMKM dan mencegah praktik bisnis yang berpotensi merugikan perekonomian lokal.

Zhong Shanshan, dengan kekayaan dan pengaruhnya, telah menyuarakan kritik tajam terhadap model bisnis Temu dan dampaknya pada industri. Perang harga yang dipicu oleh platform seperti Temu memang menjadi tantangan bagi pasar dan pemerintah. Diperlukan regulasi yang tepat dan pengawasan yang ketat untuk memastikan persaingan yang sehat dan melindungi pelaku usaha lokal. Kasus Temu di Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah dapat mengambil tindakan tegas untuk melindungi kepentingan nasional dan mencegah dampak negatif dari praktik bisnis yang merugikan.

Kesimpulan: Mencari Keseimbangan Antara Inovasi dan Perlindungan

Perkembangan e-commerce membawa banyak manfaat, tetapi juga tantangan. Model bisnis seperti yang diterapkan Temu, dengan harga super murahnya, memang menarik bagi konsumen. Namun, perlu dipertimbangkan dampaknya terhadap pasar dan pelaku usaha lain, terutama UMKM. Kritik Zhong Shanshan, meskipun kontroversial, menyoroti pentingnya keseimbangan antara inovasi dan perlindungan. Pemerintah perlu berperan aktif dalam menciptakan regulasi yang mendukung persaingan sehat dan melindungi industri lokal dari praktik bisnis yang merugikan. Keseimbangan ini penting untuk memastikan keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat.