Pakar UI jelaskan social engineering untuk modus penipuan digital
Srutub.com Assalamualaikum semoga kita selalu bersatu. Pada Artikel Ini saya ingin berbagi tips dan trik mengenai Security, Cybercrime, Social Engineering. Artikel Ini Menawarkan Security, Cybercrime, Social Engineering Pakar UI jelaskan social engineering untuk modus penipuan digital Pastikan Anda mengikuti pembahasan sampai akhir.
Waspada! Social Engineering: Modus Penipuan Digital yang Mengintai
Di era digital yang semakin maju, kejahatan siber juga semakin canggih. Salah satu modus penipuan yang perlu diwaspadai adalah social engineering. Pakar Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan, menjelaskan bahwa social engineering adalah teknik manipulasi psikologis yang digunakan penjahat siber untuk mengelabui korban agar memberikan informasi sensitif, akses, atau melakukan tindakan tertentu yang menguntungkan penipu. Bagaimana modus operandi social engineering ini? Mari kita simak penjelasannya lebih lanjut.
Social engineering, seperti dijelaskan oleh Firman Kurniawan, merupakan upaya mengulik informasi yang kemudian digunakan untuk menembus sistem keamanan, baik itu rekening perbankan, akun media sosial, atau sistem di ponsel. Penipu menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi penting, seperti NIK, nomor telepon, alamat, hingga nama ibu kandung sebelum menikah, yang biasanya digunakan sebagai kombinasi keamanan pada sistem perbankan. Informasi ini didapatkan dengan pertanyaan-pertanyaan menggiring, baik secara langsung maupun melalui akun media sosial korban. Korban seringkali tidak menyadari bahwa mereka sedang ditanyai informasi sensitif hingga akhirnya informasi tersebut terkumpul di tangan penipu.
Bagaimana Social Engineering Bekerja?
Social engineering bermain pada aspek psikologis manusia. Penipu memanfaatkan kepercayaan, ketidaktahuan, atau rasa urgensi calon korban. Mereka menciptakan skenario yang meyakinkan, misalnya berpura-pura menjadi pegawai bank atau polisi, untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Terkadang, penipu juga menawarkan sesuatu yang menarik, seperti perangkat lunak gratis atau hadiah, untuk memancing korban mengunduh malware atau memberikan data pribadi. Taktik lain yang kerap digunakan adalah menyamar sebagai seseorang yang dikenal korban, seperti teman atau rekan kerja, untuk meminta bantuan atau informasi penting. Intinya, social engineering bukanlah persoalan teknis semata, melainkan perilaku sosial kita yang terpancing sehingga mengikuti kemauan pelaku, yang akhirnya berujung pada kerugian.
Modus-Modus Social Engineering yang Umum Ditemukan
Ada beberapa modus social engineering yang umum ditemukan. Salah satunya adalah phishing, di mana penipu mengirimkan email, pesan teks, atau tautan situs web palsu yang menyerupai institusi resmi, seperti bank, untuk meminta informasi pribadi atau login. Modus lain adalah pretexting, yaitu menciptakan skenario palsu, seperti berpura-pura menjadi petugas bank atau polisi. Baiting juga merupakan modus yang sering digunakan, yaitu menawarkan sesuatu yang menarik untuk memancing korban. Terakhir, ada quid pro quo, di mana penipu menyamar sebagai seseorang yang dikenal korban untuk meminta bantuan atau informasi.
Keamanan Berlapis Perbankan
Meskipun social engineering terdengar menakutkan, Firman Kurniawan menegaskan bahwa sektor perbankan memiliki sistem keamanan berlapis sehingga tidak mudah dibobol. Sistem enkripsi dan sistem password yang berlapis secara teknis sudah diuji dan dinyatakan aman. Namun, secanggih apa pun sistem keamanan, faktor manusia tetap menjadi celah yang bisa dimanfaatkan penipu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan tidak mudah terpancing dengan rayuan atau iming-iming yang mencurigakan.
Tips Menghindari Social Engineering
Lalu, bagaimana cara kita melindungi diri dari social engineering? Pertama, jangan pernah memberikan informasi pribadi kepada siapa pun melalui telepon, email, atau pesan teks, kecuali Anda benar-benar yakin dengan identitas orang tersebut. Kedua, selalu verifikasi informasi yang Anda terima, terutama jika informasi tersebut meminta Anda untuk melakukan tindakan tertentu. Ketiga, waspadai tautan atau lampiran yang mencurigakan dalam email atau pesan teks. Keempat, jangan mudah tergiur dengan tawaran yang terlalu muluk atau tidak masuk akal. Kelima, pastikan Anda menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun online Anda. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko menjadi korban social engineering.
Ingat, keamanan digital bukan hanya tanggung jawab penyedia layanan, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pengguna. Mari kita bersama-sama menjaga keamanan data pribadi kita dan mencegah kejahatan siber. Jangan biarkan penipu memanfaatkan kelengahan kita. Waspada dan bijaklah dalam berinteraksi di dunia digital!
Demikian pakar ui jelaskan social engineering untuk modus penipuan digital telah saya jabarkan secara menyeluruh dalam security, cybercrime, social engineering Selamat menggali informasi lebih lanjut tentang tema ini terus belajar hal baru dan jaga imunitas. Silakan share kepada rekan-rekanmu. Terima kasih telah membaca
✦ Tanya AI