• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

SIBERKREASI ajak masyarakat teliti informasi agar terhindar dari hoaks

img

Srutub.com Assalamualaikum semoga selalu dalam kasih sayang-Nya. Pada Waktu Ini saatnya membahas Media, Digital Literacy, Hoaxes yang banyak dibicarakan. Informasi Relevan Mengenai Media, Digital Literacy, Hoaxes SIBERKREASI ajak masyarakat teliti informasi agar terhindar dari hoaks Mari kita bahas tuntas artikel ini hingga bagian penutup.

Menangkal Hoaks: Menjadi Masyarakat Cerdas di Era Digital

Di era digital yang deras akan informasi, kita dihadapkan pada tantangan baru: membedakan kebenaran dari kepalsuan. Informasi mengalir deras melalui berbagai platform media sosial dan situs web, membuat kita rentan terhadap hoaks atau berita bohong. Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Mira Sahid, mengajak masyarakat untuk lebih teliti dalam memilah informasi yang diterima, terutama dari media digital. Kecerdasan digital menjadi kunci utama untuk menangkal hoaks dan membentuk masyarakat yang cerdas dan bertanggung jawab.

Kominfo, kini bertransformasi menjadi Komdigi, telah bekerja keras memberantas konten negatif di dunia maya. Hingga tahun 2024, lebih dari 4 juta konten negatif telah ditangani, mencakup isu pornografi, SARA, judi online, dan tentu saja, hoaks. Ini menunjukkan betapa seriusnya permasalahan hoaks dan pentingnya upaya bersama untuk melawannya. Mira Sahid menekankan pentingnya kerjasama antara Siberkreasi, Komdigi, dan berbagai stakeholder lainnya dalam memerangi penyebaran informasi yang menyesatkan ini. Mengapa? Karena dampak hoaks bisa sangat merusak, baik bagi individu maupun masyarakat luas.

Mengenali Ciri-Ciri Hoaks: Jeli dan Kritis

Hoaks seringkali dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat seperti berita asli. Tujuannya? Untuk menggiring opini publik demi kepentingan tertentu. Lalu, bagaimana kita bisa mengenali hoaks? Mira Sahid membagikan beberapa kiat praktis yang bisa kita terapkan. Pertama, perhatikan judul berita. Judul yang provokatif dan sensasional patut dicurigai. Kedua, periksa tanggal publikasi. Apakah tanggalnya masuk akal atau terkesan direkayasa? Ketiga, teliti foto atau gambar yang menyertai berita. Gunakan fitur Google Image untuk melacak sumber foto dan memastikan keasliannya. Jangan sampai kita terjebak oleh manipulasi visual yang bertujuan menyesatkan.

Kiat selanjutnya, telusuri siapa penulis berita tersebut. Apakah penulisnya kredibel atau tidak dikenal? Bandingkan berita tersebut dengan berita dari platform media lain. Jika hanya satu media yang memberitakan, kita perlu waspada. Berita yang valid biasanya diberitakan oleh beberapa media terpercaya. Kritis dalam membaca dan menganalisis informasi. Jangan mudah terbawa arus informasi yang belum terverifikasi. Berpikir kritis adalah kunci utama dalam memilah informasi di era digital.

Berpikir Kritis: Senjata Ampuh Melawan Hoaks

Berpikir kritis atau _critical thinking_ merupakan kemampuan penting di era digital. Ini melibatkan kemampuan menganalisis informasi secara objektif, logis, dan skeptis. Dengan berpikir kritis, kita dapat mengevaluasi sumber informasi, mengidentifikasi bias, dan membedakan fakta dari opini. Mira Sahid menekankan pentingnya membandingkan berita dari berbagai sumber. Jika sebuah berita hanya muncul di satu media yang kurang terpercaya, kemungkinan besar itu adalah hoaks. Sebaliknya, jika berita tersebut diberitakan oleh beberapa media mainstream, tingkat keakuratannya lebih tinggi. Bagaimana kita bisa melatih kemampuan berpikir kritis? Salah satunya dengan aktif berdiskusi dan bertukar informasi dengan orang lain.

Selain itu, perhatikan gaya bahasa dan tata bahasa yang digunakan dalam berita. Hoaks seringkali ditulis dengan bahasa yang tidak baku, penuh kesalahan ejaan dan tanda baca. Sebelum menyebarkan informasi, pastikan kita telah memeriksa kebenarannya. Jangan terburu-buru menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Jika menerima informasi dalam bentuk tangkapan layar (_screenshot_), carilah tautan asli berita tersebut. Judul berita dalam tangkapan layar bisa saja dimanipulasi. Kesabaran dan ketelitian sangat penting dalam memilah informasi di era digital.

Kesimpulan: Bijak Bermedia, Cerdas Berinformasi

Melawan hoaks adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan menjadi masyarakat yang cerdas dan kritis dalam bermedia, kita dapat meminimalisir dampak negatif hoaks. Ingatlah kiat-kiat yang dibagikan oleh Mira Sahid: perhatikan judul, tanggal publikasi, sumber foto, penulis, dan bandingkan berita dari berbagai platform. Latih kemampuan berpikir kritis dan jangan mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Sebelum menyebarkan informasi, pastikan kebenarannya. Dengan bijak dalam bermedia dan cerdas dalam berinformasi, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Mari bersama-sama menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Mari kita bangun masyarakat yang cerdas dan kebal terhadap hoaks.

Terima kasih telah membaca seluruh konten tentang siberkreasi ajak masyarakat teliti informasi agar terhindar dari hoaks dalam media, digital literacy, hoaxes ini Selamat mengembangkan diri dengan informasi yang didapat selalu berpikir kreatif dan jaga pola tidur. Mari kita sebar kebaikan dengan berbagi ini. Sampai jumpa lagi

© Copyright 2024 - SRUTUB
Added Successfully

Type above and press Enter to search.