• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Terungkap Alasan Harga Barang di E-commerce Makin Mahal

img

Srutub.com Semoga senyummu selalu menghiasi hari hari dan tetap mencari ilmu. Detik Ini mari kita diskusikan E,commerce, Ekonomi, Konsumen yang sedang hangat. Tulisan Yang Mengangkat E,commerce, Ekonomi, Konsumen Terungkap Alasan Harga Barang di Ecommerce Makin Mahal Mari kita bahas tuntas hingga bagian penutup tulisan.

Komisi E-commerce di Asia Tenggara Naik, Mendekati Batas Atas Pasar China

Tren peningkatan komisi yang dipungut platform e-commerce di Asia Tenggara menjadi sorotan dalam riset e-Conomy SEA 2024 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Riset tersebut menunjukkan bahwa besaran komisi yang dibebankan kepada penjual di platform e-commerce di kawasan ini terus meningkat, bahkan mendekati "batas atas" yang telah terbentuk di pasar e-commerce China. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya yang mendorong kenaikan komisi ini? Bagaimana dampaknya terhadap penjual dan konsumen? Dan, apakah tren ini akan terus berlanjut di masa mendatang?

Aadarsh Baijal, Partner di Bain & Company, menjelaskan bahwa terdapat beberapa sumber pendapatan bagi perusahaan e-commerce, salah satunya adalah core commission rate. Dalam riset ini, pasar China dijadikan sebagai tolok ukur. Mengapa China? Karena China memiliki dinamika dan model bisnis yang berbeda dengan Amerika Serikat dalam hal penetapan tarif komisi "batas atas". Perkembangan pasar e-commerce di China yang pesat dan kompleksitas model bisnisnya menjadikan China sebagai referensi yang relevan untuk memahami potensi perkembangan pasar e-commerce di Asia Tenggara.

Meskipun demikian, Baijal menekankan bahwa core commission rate di Asia Tenggara tidak akan setinggi di China. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik pasar dan tingkat persaingan di kedua wilayah tersebut. Namun, dengan mempelajari tren di China, para pelaku industri e-commerce di Asia Tenggara dapat memperkirakan seberapa jauh mereka dapat meningkatkan komisi tanpa mengganggu keseimbangan pasar. Penetapan komisi yang tepat menjadi krusial untuk menjaga keberlanjutan bisnis dan pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ini.

Shopee dan Tokopedia Naikkan Komisi

Di Indonesia, dua raksasa e-commerce, Shopee dan Tokopedia, baru-baru ini juga melakukan penyesuaian terhadap biaya layanan yang dibebankan kepada penjual. Tokopedia, misalnya, telah menyesuaikan biaya layanannya sejak 16 September 2024. Penyesuaian ini berlaku untuk seller Power Merchant dan Power Merchant Pro, dengan besaran mulai dari 1% hingga 10% tergantung kategori produk yang dijual. Biaya layanan ini dihitung berdasarkan harga produk dikurangi diskon dari penjual, tidak termasuk biaya pengiriman dan diskon platform. Kategori produk yang dikenakan biaya layanan beragam, mulai dari Elektronik, Fashion, FMCG, Gaya Hidup, hingga kategori Lainnya.

Shopee juga menerapkan biaya administrasi yang bervariasi, tergantung jenis penjual dan kategori produk. Untuk Penjual Non-Star, yang telah menyelesaikan lebih dari 50 pesanan, biaya administrasi dihitung berdasarkan kategori produk, mulai dari 4,25% hingga 8%. Sementara itu, Penjual Shopee Mall dikenakan biaya pembayaran sebesar 1,8% dari setiap produk terjual. Bagi Penjual Star/Star+, biaya administrasi berkisar antara 4,25% hingga 8% per produk terjual, juga berdasarkan kategori produk. Penyesuaian biaya layanan dan administrasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan platform dan mendukung keberlanjutan operasional mereka.

Kenaikan komisi di platform e-commerce ini tentu berdampak pada para penjual. Bagaimana mereka menyikapi perubahan ini? Beberapa penjual mungkin akan menyesuaikan harga jual produk mereka untuk mengimbangi kenaikan komisi. Strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan efisiensi operasional dan meningkatkan volume penjualan. Di sisi konsumen, kenaikan komisi ini berpotensi mempengaruhi harga produk yang ditawarkan di platform e-commerce. Meskipun demikian, persaingan yang ketat di antara platform e-commerce diharapkan dapat menjaga harga tetap kompetitif dan memberikan pilihan yang beragam bagi konsumen.

Dampak Kenaikan Komisi bagi Penjual dan Konsumen

Kenaikan komisi di platform e-commerce memunculkan pertanyaan tentang dampaknya bagi para penjual dan konsumen. Bagi penjual, kenaikan komisi dapat mengurangi margin keuntungan yang mereka peroleh. Bagaimana para penjual menyikapi hal ini? Beberapa mungkin akan menyesuaikan harga jual produk, sementara yang lain mungkin akan fokus pada peningkatan efisiensi operasional atau mencari alternatif platform penjualan. Kenaikan komisi juga dapat mendorong inovasi di kalangan penjual, misalnya dengan mengembangkan produk atau layanan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Bagi konsumen, kenaikan komisi berpotensi mempengaruhi harga produk yang ditawarkan di platform e-commerce. Namun, persaingan yang ketat antar platform diharapkan dapat menjaga harga tetap kompetitif. Konsumen juga dapat memanfaatkan berbagai promo dan diskon yang ditawarkan oleh platform e-commerce untuk mendapatkan harga terbaik. Penting bagi konsumen untuk cermat dalam membandingkan harga dan kualitas produk dari berbagai penjual sebelum melakukan pembelian. Dengan demikian, konsumen dapat tetap mendapatkan produk yang diinginkan dengan harga yang sesuai.

Kesimpulan

Kenaikan komisi di platform e-commerce di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, merupakan tren yang perlu dicermati. Meskipun mendekati batas atas pasar China, kondisi pasar di Asia Tenggara memiliki karakteristik yang berbeda. Kenaikan ini dapat dipahami sebagai upaya platform e-commerce untuk meningkatkan pendapatan dan mendukung keberlanjutan operasional mereka. Namun, dampaknya bagi penjual dan konsumen juga perlu diperhatikan. Para penjual perlu beradaptasi dengan perubahan ini, misalnya dengan menyesuaikan strategi harga atau meningkatkan efisiensi operasional. Sementara itu, konsumen diharapkan tetap cermat dalam berbelanja online dan membandingkan harga serta kualitas produk dari berbagai penjual. Keseimbangan antara kepentingan platform e-commerce, penjual, dan konsumen menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan.

Terima kasih atas kesabaran Anda membaca terungkap alasan harga barang di ecommerce makin mahal dalam e,commerce, ekonomi, konsumen ini hingga selesai Saya berharap tulisan ini membuka wawasan baru selalu berpikir positif dan jaga kondisi tubuh. Jika kamu setuju Terima kasih atas perhatian Anda

© Copyright 2024 - SRUTUB
Added Successfully

Type above and press Enter to search.